TUGAS 3 JARKOM III
VLSM (Variabel Length Subnet Mask)
PENGERTIAN
VLSM atau Variable Length Subnet Mask adalah sebuah cara pengelolaan pengalamatan IP yang lebih terstruktur dibandingkan sekedar menggunakan FLSM atau Fixed Length Subnet Mask. Dari kata Variable Length diartikan bahwa panjang prefix yang dihasilkan dari perhitungan pengelolaan alamat jenis ini akan bervariasi dibandingkan FLSM yang sifatnya tetap.
Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja, perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau dengan kata lain sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal dalam jaringan Internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan Internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan Internet hanya mengenal IPAddress berkelas.
VLSM atau Variable Length Subnet Mask adalah sebuah cara pengelolaan pengalamatan IP yang lebih terstruktur dibandingkan sekedar menggunakan FLSM atau Fixed Length Subnet Mask. Dari kata Variable Length diartikan bahwa panjang prefix yang dihasilkan dari perhitungan pengelolaan alamat jenis ini akan bervariasi dibandingkan FLSM yang sifatnya tetap.
Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja, perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau dengan kata lain sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal dalam jaringan Internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan Internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan Internet hanya mengenal IPAddress berkelas.
MANFAAT DARI VLSM ADALAH:
1. Efisien
menggunakan alamat IP: alamat IP yang dialokasikan sesuai dengan kebutuhan
ruang host setiap subnet. alamat IP tidak sia-sia, misalnya, jaringan
kelas C 192.168.10.0 dan topeng 255.255.255.224 (/ 27) memungkinkan untuk
memiliki delapan subnet, masing-masing dengan 32 alamat IP (30 dari yang dapat
ditugaskan untuk perangkat). Bagaimana jika kita punya WAN beberapa link dalam
jaringan kami (WAN link hanya perlu satu alamat IP pada masing-masing pihak,
maka total dua alamat IP untuk setiap WAN link diperlukan).
Tanpa VLSM yang tidak mungkin. Dengan VLSM kita dapat subnet salah satu subnet, 192.168.10.32, menjadi subnet yang lebih kecil dengan topeng 255.255.255.252 (/ 30).Dengan cara ini kita berakhir dengan delapan subnet dengan hanya dua host tersedia setiap bahwa kita bisa digunakan pada link WAN.
Prefix / 30 subnet yang bisa dibuat adalah: 192.168.10.32/30, 192.168.10.36/30, 192.168.10.40/30, 192.168.10.44/30, 192.168.10.48/30, 192.168.10.52/30, 192.168.10.56/30 192,168. 10.60/30.
Tanpa VLSM yang tidak mungkin. Dengan VLSM kita dapat subnet salah satu subnet, 192.168.10.32, menjadi subnet yang lebih kecil dengan topeng 255.255.255.252 (/ 30).Dengan cara ini kita berakhir dengan delapan subnet dengan hanya dua host tersedia setiap bahwa kita bisa digunakan pada link WAN.
Prefix / 30 subnet yang bisa dibuat adalah: 192.168.10.32/30, 192.168.10.36/30, 192.168.10.40/30, 192.168.10.44/30, 192.168.10.48/30, 192.168.10.52/30, 192.168.10.56/30 192,168. 10.60/30.
2. Dukungan
untuk summarization rute yang lebih baik karena VLSM
mendukung pengalamatan desain hirarkis sehingga secara efektif dapat
mendukung agregasi rute, juga disebut summarization rute.
3. VLSM
dapat mengurangi jumlah rute di routing table oleh berbagai
jaringansubnets dalam satu ringkasan alamat.
Misalnya subnets 192.168.10.0/24, 192.168.11.0/24 dan 192.168.12.0/24
semua akan dapat diringkas menjadi 192.168.8.0/21.
Penggunaan VLSM terkait dengan dukungan protokol routing di jaringan. Tidak semua Protokol Routing mendukung VLSM. Sebagai contoh RIPv1 dan IGRP sama sekali tidak mendukung VLSM. Jadi apabila ingin mengelola alamat IP menggunakan tehnik ini sudah seharusnya menggunakan protokol routing yang punya kemampuan mendukung skala jaringan yang luas. Contoh protokol routing tersebut adalah RIPv2, EIGRP, OSPF dan IS-IS.
Meskipun sifatnya sangat fleksibel dan diminati oleh administrator jaringan dalam penerapannya, penggunaan VLSM ini harus teliti. Penerapannya VLSM ini akan menghasilkan struktur alamat yang akurat.
Ketelitian ini diawali dengan sebuah perencanaan yang matang atas jaringan yang akan dibentuk. Secara bisnis juga harus dilihat tentang rencana jangka panjang organisasi. Fenomena bergabungnya organisasi menjadi sebuah organisasi besar, menuntut perencaan awal jaringan tersebut harus benar-benar telah dipersiapkan. Sebagai contoh adalah bergabungnya Sony dan Ericsson, atau Nokia dan Siemens yang membentuk divisi Nokia Siemens Network, ataupun beberapa perusahaan besar seperti Cisco System yang mengakuisisi perusahaan lainnya. Hal ini dibutuhkan perencanaan yang matang termasuk juga perencanaan pengalamatan IP yang menggunakan tehnik VLSM.
Penggunaan VLSM terkait dengan dukungan protokol routing di jaringan. Tidak semua Protokol Routing mendukung VLSM. Sebagai contoh RIPv1 dan IGRP sama sekali tidak mendukung VLSM. Jadi apabila ingin mengelola alamat IP menggunakan tehnik ini sudah seharusnya menggunakan protokol routing yang punya kemampuan mendukung skala jaringan yang luas. Contoh protokol routing tersebut adalah RIPv2, EIGRP, OSPF dan IS-IS.
Meskipun sifatnya sangat fleksibel dan diminati oleh administrator jaringan dalam penerapannya, penggunaan VLSM ini harus teliti. Penerapannya VLSM ini akan menghasilkan struktur alamat yang akurat.
Ketelitian ini diawali dengan sebuah perencanaan yang matang atas jaringan yang akan dibentuk. Secara bisnis juga harus dilihat tentang rencana jangka panjang organisasi. Fenomena bergabungnya organisasi menjadi sebuah organisasi besar, menuntut perencaan awal jaringan tersebut harus benar-benar telah dipersiapkan. Sebagai contoh adalah bergabungnya Sony dan Ericsson, atau Nokia dan Siemens yang membentuk divisi Nokia Siemens Network, ataupun beberapa perusahaan besar seperti Cisco System yang mengakuisisi perusahaan lainnya. Hal ini dibutuhkan perencanaan yang matang termasuk juga perencanaan pengalamatan IP yang menggunakan tehnik VLSM.
Diketahui :
Salah satu perusahaan nasional yang bergerak di bidang konveksi.
Memiliki 1 kantor pusat di Semarang dan 3 kantor cabang di Pekalongan, Kudus dan Solo.
Di Semarang membutuhkan : 58 host
Di Pekalongan membutuhkan : 26 host
Kita diharuskan sebagai 'desainer jaringan wajib dan harus mampu menggambarkan dan menata jaringan sedemikian rupa agar menghasilkan sebuah jaringan yang efektif dan efisien.
Gambaran untuk desain jaringan sebagai berikut :
Perhitungan pembangunan host :
1.
Diasumsikan
jumlah jaringan yang akan dibangun oleh perusahaan tersebut :
Host
: 104 host
Router : 3 X 2 = 6
host
Jumlah : 110 host
2.
Network
yang dibutuhkan
LAN
: 4 network
WAN :
3 network
Jumlah : 7 network
3.
Pemilihan
Broadcast Domain
Jumlah host :
Rumus : 2y - 2
/24 = 28 – 2 = 254
/25 = 27 – 2 = 126
/26 = 26 – 2 = 62
/27 = 25 – 2 = 30
/28 = 24 – 2 = 14
/29 = 23 – 2 = 6
/30 = 22 – 2 = 2
Pengunaan domain dipilih / 26 dengan
jumlah host : 62 (cukup untuk host terbanyak yaitu semarang dengan jumlah host
58
4.
Network
2x =
/24 = 21 = 2
/25 = 22 = 4
/26 = 23 = 8
/27 = 24 = 16
/28 = 25 = 32
/29 = 26 = 64
/30 = 27 = 128
5.
Perhitungan
:
192.168.1.0 /24
192.168.1.64 /24
192.168.1.128 /24
192.168.1.192 /24
Network
|
Host
|
Broadcast
|
192.168.1.0
|
192.168.1.1 S/D
192.168.1.62
|
192.168.1.63
|
192.168.1.64
|
192.168.1.65
S/D
192.168.1.126
|
192.168.1.127
|
192.168.1.128
|
192.168.1.129 S/D
192.168.1.190
|
192.168.1.192
|
192.168.1.192
|
192.168.1.193
S/D
192.168.1.254
|
192.168.1.255
|
192.168.1.0
1.
Semarang
Kebutuhan host : 58
Host yang ada : 62
Network
: 192.168.1.0 /26
Host
: 192.168.1.1 s.d 192.168.1.62
Broadcast
: 192.168.1.63
Seluruh Network 192.168.1.0 /26 digunakan dan habis
192.168.1.64 /26
Network 192.168.1.64 /26 adalah 62
host digunakan untuk pekalongan 26
Pekalongan
Kebutuhan host : 26
Host yang ada
: 30
Network
: 192.168.1.64 /27
Host
: 192.168.1.65 s.d 192.168.1.94
Broadcast
: 192.168.1.95
Sisa network 192.168.1.64 /26
digunakan untuk kudus dan solo masing-masing 10
2.
Kudus
dan Solo
Kudus :
Kebutuhan host : 10
Host yang ada : 14
Network
: 192.168.1.96 /28
Host
: 192.168.1.97 s.d 192.168.1.110
Broadcast
: 192.168.1.111
Solo :
Kebutuhan host : 10
Host yang ada : 14
Network
: 192.168.1.112 /28
Host
: 192.168.1.113 s.d 192.168.1.126
Broadcast
: 192.168.1.127
Seluruh Network 192.168.1.64 /26 digunakan dan habis
192.168.1.128 /26
Network 192.168.1.128 /26
adalah 62 host digunakan untuk 3 buah WAN
3.
WAN
I
Kebutuhan host : 2
Host yang ada : 2
Network :
192.168.1.128 /30
Host :
192.168.1.129 s.d 192.168.1.130
Broadcast :
192.168.1.131
WAN II
Kebutuhan host : 2
Host yang ada : 2
Network : 192.168.1.132 /30
Host : 192.168.1.133 s.d 192.168.1.134
Broadcast : 192.168.1.135
WAN III
Kebutuhan host :
2
Host yang ada :
2
Network
: 192.168.1.136 /30
Host : 192.168.1.137 s.d 192.168.1.138
Broadcast : 192.168.1.139
Sisa host 192.168.1.140 – 192.168.1.191
192.168.1.128 /26
Pembagian
pada host 192.168.1.128 /26 tidak digunakan
0 komentar: