latest articles

TUGAS 5 JARKOM III TEORI

ACL (Access Control List)
1. Topologi Jaringan Sebagai Berikut :


2. Konfigurasi Pada Router 0 Sebagai Berikut :

Router>en
Router#conf
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip add 172.16.10.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no sh
Router(config-if)#ex

Router(config)#int fa1/0
Router(config-if)#ip add 172.16.20.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no sh
Router(config-if)#ex

Router(config)#int ser2/0
Router(config-if)#ip add 172.16.30.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no sh
Router(config-if)#ex

Router(config)#router ospf 70
Router(config-router)#net 172.16.10.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)#net 172.16.20.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)#net 172.16.30.0 0.0.0.255 area 0

3. Konfigurasi Pada Router 1 Sebagai Berikut :

Router>en
Router#conf
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip add 172.16.40.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no sh
Router(config-if)#ex

Router(config)#int fa1/0
Router(config-if)#ip add 172.16.50.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no sh
Router(config-if)#ex

Router(config)#int se2/0
Router(config-if)#ip add 172.16.30.2 255.255.255.0
Router(config-if)#no sh
Router(config-if)#ex

Router(config)#int se3/0
Router(config-if)#ip add 172.16.60.1 255.255.255.0
Router(config-if)#clock rate 64000
Router(config-if)#no sh
Router(config-if)#ex

Router(config)#router ospf 70
Router(config-router)#net 172.16.10.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)#ex
Router(config)#no router ospf 70
Router(config)#ex

Router(config)#router ospf 70
Router(config-router)#net 172.16.40.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)#net 172.16.50.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)#net 172.16.30.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)#net 172.16.60.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)#ex

Router(config)#int se2/0
Router(config-if)#ip add 172.16.30.2 255.255.255.0
Router(config-if)#clock rate 64000
Router(config-if)#no sh
Router(config-if)#ex

4. Konfigurasi Pada Router 2 Sebagai Berikut :

Router>
Router>en
Router#conf
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip add 172.168.70.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no sh
Router(config-if)#ex

Router(config)#int fa1/0
Router(config-if)#ip add 172.16.80.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no sh
Router(config-if)#ex

Router(config)#int se2/0
Router(config-if)#ip add 172.16.60.2 255.255.255.0
Router(config-if)#clock rate 64000
Router(config-if)#no sh
Router(config-if)#ex

Router(config)#
Router(config)#router ospf 70
Router(config-router)#net 172.16.70.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)#net 172.16.80.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)#net 172.16.60.0 0.0.0.255 area 0

5. Penerapan ACL Sebagai Berikut :

Router(config)#access-list 10 deny 172.16.10.0 0.0.0.255
Router(config)#access-list 10 permit any
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip access-group 10 out
Router(config-if)#access-list 115 deny ip host 172.16.10.5 host 172.16.50.7
Router(config)#access-list 115 permit ip any any
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip access-group 115 in
Router(config-if)#access-list 20 permit host 172.16.10.5
Router(config)#line vty 0 4
Router(config-line)#access-class 20 in

6. Hasil Ping dari 172.16.10.5 ke 172.16.50.7 (Tidak Connect) Sebagai Berikut :


7. Ping dari 172.16.10.5 ke 172.16.50.75 (Connect) Sebagai Berikut :


8. Ping dari 172.16.10.5 ke 172.16.40.89 (Connect) Sebagai Berikut :


9. Ping dari 172.16.10.5 ke 172.16.80.16 (Connect) Sebagai Berikut :

Read more

TUGAS 4 JARKOM III

ROUTE SUMARIZATION



Langkah pertama kita mulai dengan mengkonfigurasi ROUTER1 :
ROUTER1
Router>ena
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#int fa 0/0
Router(config-if)#ip add 172.16.3.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut

%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0, changed state to up
Router(config-if)#exit
Router(config)#int ser2/0
Router(config-if)#ip add 172.16.2.1 255.255.255.0
Router(config-if)#clock rate 9600
Router(config-if)#no shut

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial2/0, changed state to up
Router(config-if)#exit
Router(config)#
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial2/0, changed state to up
Router(config)#ip route 192.168.0.0 255.255.252.0 Serial2/0
Router(config)#ip route 172.16.1.0 255.255.255.0 Serial2/0
Router(config)#exit
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
Router#

Langkah kedua konfigurasi ROUTER2 :
ROUTER2
Router>ena
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip add 172.16.1.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut

%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0, changed state to up
Router(config-if)#exit
Router(config)#int ser 2/0
Router(config-if)#ip add 172.16.2.2 255.255.255.0
Router(config-if)#description ke router R1
Router(config-if)#no shut

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial2/0, changed state to down
Router(config-if)#exit
Router(config)#int ser 3/0
Router(config-if)#ip add 192.168.1.1 255.255.255.0
Router(config-if)#clock rate 9600
Router(config-if)#description ke router R3
Router(config-if)#no shut

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial3/0, changed state to up
Router(config-if)#exit
Router(config)#
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial3/0, changed state to up
Router(config)#ip route 172.16.3.0 255.255.255.0 ser 2/0
Router(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 ser 3/0
Router(config)#


Langkah ketiga konfigurasi ROUTER3 :
ROUTER3
Router>ena
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.2.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut

%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0, changed state to up
Router(config-if)#exit
Router(config)#int ser 2/0
Router(config-if)#ip add 192.168.1.2 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial2/0, changed state to down
Router(config-if)#exit
Router(config)#ip route 172.16.0.0 255.255.252.0 ser 2/0
Router(config)#
Setinglah IP Address PC1 :
IP Address PC1
Setting IP Address PC2 :
IP Address PC2 :

Setting IP Address PC3 :
IP Address PC3

Untuk Penjelasannya sebagai berikut :
  • Router1
Untuk Router1 sebenarnya menggunakan 3(tiga) statis route yaitu :
1.       ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 Serial2/0
2.       ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 Serial2/0
3.       ip route 172.16.1.0 255.255.255.0 Serial2/0
Akan tetapi, di sini saya menggunakan penerapan Route Summarization yang sudah diajarkan yaitu dengan cara memperkecil routing table sehingga membuat proses pencarian menjadi lebih efisien, karena lebih sedikit rute yang dicari.
§  ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 Serial2/0
§  ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 Serial2/0
Kedua statis rute di atas menggunakan interface keluaran yang sama, maka disederhanakan menjadi ip route 192.168.0.0 255.255.252.0 Serial2/0. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut :

Dan untuk ip route 172.16.1.0 255.255.255.0 Serial2/0 masih tetap.  Jadi, kesimpulannya untuk Router1 menggunakan 2(dua) ip route : 192.168.0.0 255.255.252.0 Serial2/0 dan ip route 172.16.1.0 255.255.255.0 Serial2/0.
  • Router2 menggunakan 2(dua) statis route yaitu :
1.       ip route 172.16.3.0 255.255.255.0 ser 2/0
2.       ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 ser 3/0
  • Router3
Untuk Router3 sebenarnya menggunakan 3(tiga) statis route yaitu :
1.       ip route 172.16.1.0 255.255.255.0 ser 2/0
2.       ip route 172.16.2.0 255.255.255.0 ser 2/0
3.       ip route 172.16.3.0 255.255.255.0 ser 2/0
Akan tetapi, di sini saya menggunakan Route Summarization yaitu dengan cara dari 3(tiga) statis route di atas disederhanakan menjadi ip route 172.16.0.0 255.255.252.0 ser 2/0 karena 3(tiga) statis rute di atas menggunakan interface keluaran yang sama. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut :
Oleh sebab itu, untuk Router3 saya menggunakan Route Summarization yaitu :
ip route 172.16.0.0 255.255.252.0 ser 2/0.
Read more

TUGAS 3 JARKOM III



VLSM (Variabel Length Subnet Mask)

 

PENGERTIAN

VLSM atau Variable Length Subnet Mask adalah sebuah cara pengelolaan pengalamatan IP yang lebih terstruktur dibandingkan sekedar menggunakan FLSM atau Fixed Length Subnet Mask. Dari kata Variable Length diartikan bahwa panjang prefix yang dihasilkan dari perhitungan pengelolaan alamat jenis ini akan bervariasi dibandingkan FLSM yang sifatnya tetap.

Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja, perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau dengan kata lain sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal dalam jaringan Internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan Internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan Internet hanya mengenal IPAddress berkelas.


MANFAAT DARI VLSM ADALAH:
1.      Efisien menggunakan alamat IP: alamat IP yang dialokasikan sesuai dengan kebutuhan ruang host setiap subnet. alamat IP tidak sia-sia, misalnya, jaringan kelas C 192.168.10.0 dan topeng 255.255.255.224 (/ 27) memungkinkan untuk memiliki delapan subnet, masing-masing dengan 32 alamat IP (30 dari yang dapat ditugaskan untuk perangkat). Bagaimana jika kita punya WAN beberapa link dalam jaringan kami (WAN link hanya perlu satu alamat IP pada masing-masing pihak, maka total dua alamat IP untuk setiap WAN link diperlukan).
Tanpa VLSM yang tidak mungkin. Dengan VLSM kita dapat subnet salah satu subnet, 192.168.10.32, menjadi subnet yang lebih kecil dengan topeng 255.255.255.252 (/ 30).Dengan cara ini kita berakhir dengan delapan subnet dengan hanya dua host tersedia setiap bahwa kita bisa digunakan pada link WAN.
Prefix / 30 subnet yang bisa dibuat adalah: 192.168.10.32/30, 192.168.10.36/30, 192.168.10.40/30, 192.168.10.44/30, 192.168.10.48/30, 192.168.10.52/30, 192.168.10.56/30 192,168. 10.60/30.
2.      Dukungan untuk summarization rute yang lebih baik karena VLSM mendukung pengalamatan desain hirarkis sehingga secara efektif dapat mendukung agregasi rute, juga disebut summarization rute.
3.      VLSM dapat mengurangi jumlah rute di routing table oleh berbagai jaringansubnets dalam satu ringkasan alamat. Misalnya subnets 192.168.10.0/24, 192.168.11.0/24 dan 192.168.12.0/24 semua akan dapat diringkas menjadi 192.168.8.0/21.

Penggunaan VLSM terkait dengan dukungan protokol routing di jaringan. Tidak semua Protokol Routing mendukung VLSM. Sebagai contoh RIPv1 dan IGRP sama sekali tidak mendukung VLSM. Jadi apabila ingin mengelola alamat IP menggunakan tehnik ini sudah seharusnya menggunakan protokol routing yang punya kemampuan mendukung skala jaringan yang luas. Contoh protokol routing tersebut adalah RIPv2, EIGRP, OSPF dan IS-IS.

Meskipun sifatnya sangat fleksibel dan diminati oleh administrator jaringan dalam penerapannya, penggunaan VLSM ini harus teliti. Penerapannya VLSM ini akan menghasilkan struktur alamat yang akurat.

Ketelitian ini diawali dengan sebuah perencanaan yang matang atas jaringan yang akan dibentuk. Secara bisnis juga harus dilihat tentang rencana jangka panjang organisasi. Fenomena bergabungnya organisasi menjadi sebuah organisasi besar, menuntut perencaan awal jaringan tersebut harus benar-benar telah dipersiapkan. Sebagai contoh adalah bergabungnya Sony dan Ericsson, atau Nokia dan Siemens yang membentuk divisi Nokia Siemens Network, ataupun beberapa perusahaan besar seperti Cisco System yang mengakuisisi perusahaan lainnya. Hal ini dibutuhkan perencanaan yang matang termasuk juga perencanaan pengalamatan IP yang menggunakan tehnik VLSM.

TUGAS

Diketahui :
Salah satu perusahaan nasional yang bergerak di bidang konveksi.
Memiliki 1 kantor pusat di Semarang dan 3 kantor cabang di Pekalongan, Kudus dan Solo.
       Di Semarang membutuhkan : 58 host
       Di Pekalongan membutuhkan : 26 host
       Di Kudus dan Solo membutuhkan : 10 host
Buatlah pengalamatan IP Address yang bertingkat untuk komputer perusahaan tersebut ?


Kita diharuskan sebagai 'desainer jaringan wajib dan harus mampu menggambarkan dan menata jaringan sedemikian rupa agar menghasilkan sebuah jaringan yang efektif dan efisien.

Gambaran untuk desain jaringan sebagai berikut :


      Perhitungan pembangunan host : 
1.      Diasumsikan jumlah jaringan yang akan dibangun oleh perusahaan tersebut :
Host           : 104 host
Router        : 3 X 2 = 6 host
Jumlah        : 110 host

2.      Network yang dibutuhkan
LAN          :  4 network
WAN         :  3 network
Jumlah        :  7 network

3.      Pemilihan Broadcast Domain
Jumlah host :
Rumus : 2y - 2
/24 = 28 – 2 = 254
/25 = 27 – 2 = 126
/26 = 26 – 2 = 62
/27 = 25 – 2 = 30
/28 = 24 – 2 = 14
/29 = 23 – 2 = 6
/30 = 22 – 2 = 2
Pengunaan domain dipilih / 26 dengan jumlah host : 62 (cukup untuk host terbanyak yaitu semarang dengan jumlah host 58

4.      Network
2x =
/24 = 21 = 2
/25 = 22 = 4
/26 = 23 = 8
/27 = 24 = 16
/28 = 25 = 32
/29 = 26 = 64
/30 = 27 = 128

5.      Perhitungan :
192.168.1.0 /24
192.168.1.64 /24
192.168.1.128 /24
192.168.1.192 /24


Network
Host
Broadcast
192.168.1.0
192.168.1.1 S/D
192.168.1.62
192.168.1.63
192.168.1.64
192.168.1.65 S/D
192.168.1.126
192.168.1.127
192.168.1.128
192.168.1.129 S/D
192.168.1.190
192.168.1.192
192.168.1.192
192.168.1.193 S/D
192.168.1.254
192.168.1.255
 
192.168.1.0
1.      Semarang
Kebutuhan host      : 58
Host yang ada        : 62
Network                 : 192.168.1.0 /26
Host                       : 192.168.1.1 s.d 192.168.1.62
Broadcast               : 192.168.1.63
Seluruh Network 192.168.1.0 /26 digunakan dan habis

192.168.1.64 /26
Network 192.168.1.64 /26 adalah 62 host digunakan untuk pekalongan 26
Pekalongan
Kebutuhan host        : 26
Host yang ada          : 30
Network                   : 192.168.1.64 /27
Host                         : 192.168.1.65 s.d 192.168.1.94
Broadcast                 : 192.168.1.95
Sisa network 192.168.1.64  /26 digunakan untuk kudus dan solo masing-masing 10
2.      Kudus dan Solo
Kudus :
Kebutuhan host      : 10
Host yang ada        : 14
Network                 : 192.168.1.96 /28
Host                        : 192.168.1.97 s.d 192.168.1.110
Broadcast                : 192.168.1.111

Solo :
Kebutuhan host      : 10
Host yang ada        : 14
Network                 : 192.168.1.112 /28
Host                       : 192.168.1.113 s.d 192.168.1.126
Broadcast               : 192.168.1.127
Seluruh Network 192.168.1.64 /26 digunakan dan habis

192.168.1.128 /26
Network 192.168.1.128  /26 adalah 62 host digunakan untuk 3 buah WAN
3.      WAN I
Kebutuhan host     : 2
Host yang ada       : 2
Network                : 192.168.1.128 /30
Host                      : 192.168.1.129 s.d 192.168.1.130
Broadcast              : 192.168.1.131

WAN II
Kebutuhan host     : 2
Host yang ada       : 2
Network                : 192.168.1.132 /30
Host                      : 192.168.1.133 s.d 192.168.1.134
Broadcast              : 192.168.1.135

WAN III
Kebutuhan host     : 2
Host yang ada       : 2
Network                : 192.168.1.136 /30
Host                      : 192.168.1.137 s.d 192.168.1.138
Broadcast              : 192.168.1.139

Sisa host 192.168.1.140 – 192.168.1.191
               
192.168.1.128 /26
Pembagian pada host 192.168.1.128 /26 tidak digunakan
Read more